Jumat, 13 Januari 2012

LOMPATAN TEKNOLOGI KIJANG INNOVA, MENINGKATKAN PERFORMA DAN EFISIENSI!

                                         
Bicara semua teknologi yang terdapat pada Toyota Kijang Innova, pastinya menjadi menarik ketika membandingkan dengan varian Kijang sebelumnya. Tentunya sudah banyak perkembangan dan evolusi baik pada desain maupun teknologi penentu performa dan efisiensi.
Tidak perlu jauh-jauh menarik mundur, cukup membandingkan dengan generasi Kijang “Kapsul” yang masih banyak digemari hingga saat ini. Mulai dari desain tentunya tak perlu diragukan lagi. Tampilan khas MPV masa kini mengubah wajah Toyota Kijang Innova dan membedakannya dari generasi Kijang Kapsul. Pun demikian dengan teknologi yang diusung. Bayangkan sejak generasi Kijang Kapsul, total ada lima teknologi
mesin yang dianut. Pertama mesin 7K, 1.785 cc karburator yang dipakai pada generasi awal Kijang Kapsul pada 1997. Dapur pacu ini kemudian mendapat teknologi injeksi dengan kode mesin 7K-E pada awal 2000an.
Kemudian hadir juga varian lain dengan dapur pacu 1RZ-E berkapasitas 1.988 cc di penghujung tahun yang sama. Tidak perlu diragukan, tenaga melimpah didapat dari mesin 1RZ-E dengan kapasitas yang besar juga. Dari 80 dk/4.000 rpm pada 7K karburator dan 84 dk/4.000 rpm di 7K injeksi menjadi 97 dk/4.800 rpm. Perkembangan teknologi pun kian tinggi pada generasi terakhir Kijang, yaitu Kijang Innova. Dengan sumber tenaga 1TR-FE, berkonfigurasi 4 silinder segaris 1.998 cc mampu meletupkan 136 dk/5.600 rpm dengan torsi maksimal 183 Nm/4.000 rpm.
Meski kapasitas serupa dengan mesin 1RZ-E pada Kijang Kapsul, tenaga yang dihasilkan nyaris beda 40 dk. Membuat Innova terasa lebih responsif dan bertenaga, terutama kala berakselerasi maupun melahap tanjakan. Padahal bobot Innova 1.525 kg, lebih berat dari Kijang Kapsul yang 1.435 kg.
Dan hebatnya lagi, selain lebih ramah lingkungan karena sudah lolos Euro 2, OTOMOTIF juga membuktikan bahwa mesin Toyota Kijang Innova yang berkapasitas mesin lebih besar ternyata lebih irit bahan bakar bila dibandingkan dengan mesin Kijang Kapsul yang kapasitas mesinnya lebih kecil. Tenaga besar tapi lebih irit, mau?
Teknologi Muda Terbukti Lebih Irit
Pada pengetesan ini juga dibandingkan konsumsi bahan bakar Toyota Kijang Innova dengan data pengetesan Kijang Kapsul bermesin 1.800cc yang pernah OTOMOTIF lakukan. Dites dengan metode yang sama persis, dan hasilnya Kijang Kapsul bermesin 7K-E, nyatanya tidak lebih irit dari Toyota Kijang Innova.
                                                      Premium                                         Pertamax
Dalam kota                                        1:8                                                 1:9,2
Konstan 100 km/jam                         1:12                                                1:13,4
Konstan 80 km/jam                           1:13,17                                           1:14,49
Oktan Tinggi Lebih Baik
Banyak pertanyaan yang muncul dari para pengguna kendaraan anyar, lebih baik pakai oktan 88 atau 92 ya? Toh, kedua jenis bahan bakar ini masih bisa digunakan oleh Toyota Kijang Innova. Kijang Innova sudah mengaplikasi sistem Euro 2, artinya sudah menggunakan sensor oksigen dan catalityc converter di saluran gas buang. Dengan demikian, campuran bahan bakar selalu dijaga ideal pada komposisi 14,7:1.
Dengan komposisi campuran bahan bakar dan udara yang ideal itu, dalam semua kondisi berkendara kendaraan akan mengonsumsi bahan bakar dengan efisien. Termasuk perubahan oktan, selain terbaca dari sensor oksigen, kondisi mesin juga dibaca dari knock sensor.
Hal ini sedikit menjelaskan mengapa kalau pakai oktan 92 (Pertamax) bisa lebih bertenaga tetapi lebih irit dari (Premium). Kan, bensin beroktan tinggi bisa mencegah knocking (ngelitik), jadi pengapian bisa dimajukan karena belum ada ngelitik yang terbaca knock sensor.
Sehingga hanya dengan menekan pedal sedikit saja, mobil sudah melaju. Ditambah lagi, ECU mesin bisa mengurangi setting campuran bensin untuk mencapai campuran ideal. Itu teorinya, mari dibuktikan! Toyota Kijang Innova pun diajak mencoba kedua bahan bakar ini. Beberapa penghitungan dilakukan dengan beberapa kondisi. Pertama, kondisi standar pengujian OTOMOTIF, dengan menyusuri jalan tol konstan 100 km/jam.
Penghitungan kedua dilakukan dengan mengendarai Kijang Innova di dalam kota dengan kondisi sehari-hari. Pasrah bertemu dengan kemacetan maupun tancap gas ketika perlu akselerasi untuk menyalip. Selain itu, dilakukan pengecekan juga akan kemungkinan econo drive pada kecepatan konstan lebih rendah, yaitu 80 km/jam.
                                                       Premium                                            Pertamax
Dalam kota                                         1:8                                                    1:9,2
Konstan 100 km/jam                          1:12                                                   1:13,4
Konstan 80 km/jam                            1:13,17                                              1:14,49

semoga bermamaat dengan sedikit informasi dari kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara scan manual dan kode kerusakan mesin K3-VE Avanza/Xenia

ECU memiliki fungsi khusus bila terjadi kerusakan pada sistem engine kontrolnya, didalam ECU dibangun sebuah sistem SELF DIAGNOSTIC ya...